Rabu, 20 April 2016

MAKAM DAN GOA PAMIJAHAN,TEMPAT WISATA ZIARAH DI TASIKMALAYA JAWA BARAT

Ziarah kubur dalam Islam

Merupakan sebuah kebiasaan di masyarakat Indonesia saat bulan Ramadhan ataupun Idul Fithri berbondong-bondong ziarah kubur (nyekar) yang seolah-olah perbuatan tersebut pada waktu itu lebih utama padahal pada hakikatnya ziarah kubur bisa dilakukan kapan saja, karena inti dari ziarah kubur adalah untuk mengingat mati agar setiap manusia mempersiapkan bekal dengan amal shalih, jadi bukan kapan dan dimana kita akan mati tapi apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi kematian. Sebab jika kematian itu telah datang maka tidak akan ada yang mampu memajukan atau memundurkannya walau sesaat pun.



Dalam pandangan Islam, ziarah kubur termasuk ibadah yang pada awalnya diharamkan, yaitu diawal perkembangan Islam. Namun kemudian dianjurkan dalam agama. Pengharaman ziarah kubur sebelumnya disebabkan para shahabat masih baru saja meninggalkan pola kepercayaan jahiliyah, yang salah satu bentuknya seringkali meminta-minta kepada kuburan.



Padahal perbuatan itu termasuk perbuatan syirik yang dosanya tidak akan diampuni bila terbawa mati dan belum bertaubat. Termasuk kebiasaan mereka mengkeramatkan kuburan serta melakukan berbagai ritual lainnya yang hukumnya haram.

Namun ketika para shahabat sudah lebih kuat keimanannya, lebih dewasa cara berpikirnya serta sudah tidak ingat lagi masa lalunya tentang ritual aneh-aneh terhadap kuburan, maka Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam pun membolehkan mereka berziarah kubur.



Berziarah kubur adalah sesuatu hal yang disyariatkan dalam agama berdasarkan (dengan dalil) hadits-hadits Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam dan ijma’.



Dalil-dalil dari hadits Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam tentang disyariatkannya ziarah kubur di antaranya:



Hadits Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallâhu ‘anhu dari Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa âlihi wa sallam beliau bersabda,



إِنِّيْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَزُوْرُوْهَا

”Sesungguhnya aku pernah melarang kalian untuk menziarahi kubur, maka (sekarang) ziarahilah kuburan.” Hadits ini dikeluarkan oleh Imam Muslim (3/65 dan 6/82) dan Imam Abu Dâud (2/72 dan 131) dengan tambahan lafazh,



فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمْ الْآخِرَةَ

“Sebab ziarah kubur itu akan mengingatkan pada hari akhirat.”
Dan dari jalan Abu Dâud hadits ini juga diriwayatkan maknanya oleh Imam Al-Baihaqy (4/77), Imam An-Nasâ`i (1/285-286 dan 2/329-330), dan Imam Ahmad (5/350, 355-356 dan 361).
Anjuran untuk berziarah tersebut tak lepas dari dua tujuan pokok utama dalam berziarah.
Pertama, Sarana untuk mengingat kematian
Anjuran untuk selalu mengingat mati sebenarnya bukan disaat kita sedang berziarah semata, akan tetapi disetiap saat dan disetiap waktu kita dianjurkan untuk senantiasa ingat bahwa kelak cepat atau lambat ajal kita akan datang juga. Akan tetapi dengan berziarah ke makam, tentu hal tersebut seharusnya membuat kita sadar bahwa kita nantinya juga akan dikubur seperti halnya para pendahulu kita yang saat ini sedang dikubur.
Kedua, Untuk mendoakan ahli kubur.
Anjuran untuk berziarah yang kedua ini tentunya kita dibolehkan untuk mendoakan ahli kubur kita. ingat. MEN-doakan. BUKAN MEMINTA doa kepada ahli kubur. barang siapa meminta kepada selain Allah SWT, maka perbuatan tersebut merupakan kesyirikan. Jadi disaat kita berziarah, kita hendaknya mendoakan ahli kubur tersebut kepada Allah SWT.
Demikianlah ulasan singkat tentang dibolehkannya berziarah ke kuburan, artikel ini juga sebagai bantahan bagi sebagian orang yang melarang untuk berziarah, namun juga himbauan bagi mereka yang melampaui batas dalam berziarah, bahwa ziarah itu dibolehkan namun harus sesuai dengan aturan dan tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah sallahu'alaihi wasallam.

 .........................................................
Makam dan Gua Pamijahan, Tempat Wisata Ziarah di Tasikmalaya
Pamijahan adalah nama tempat wisata bagi peziarah yang berada di desa pamijahan kecamatan Bantarkalong kabupaten Tasikmalaya. Sejarah Pamijahan mengacu kepada dua situs yang menarik peziarah untuk mendatangi kawasan asri ini yaitu Goa Safarwadi dan Makam Waliyullah Syeh Abdul Muhyi, kehadiran orang orang ke pamijahan banyak terpusat di kedua area ini saat melakukan ziarah terutama dibulan bulan tertentu, sehingga apabila memasuki bulan tersebut wisata ziarah pamijahan sangatlah padat karena aktivitas para peziarah yang datang berkunjung dari berbagai wilayah tanah air.
 Bahasan tentang Gua Safarwadi dan Makam Waliyullah Syeh Abdul Muhyi akan dilanjut pada posting selanjutnya, Insya Allah...
 Pamijahan terkenal keberadaannya sebagai kawasan yang masih terjaga dan sering dikunjungi orang-orang dari berbagai pelosok tanah air bahkan manca negara dan merupakan salah satu peninggalan bersejarah awal mula tersebarnya agama Islam diberbagai kawasan.
Pamijahan terletak di sebuah kampung dipinggir sungai dan merupakan pusat dari kedusunan setempat yang masih terlihat asri dan alami karena penduduk lokal menjaga dan mentaati nasihat dari para tokoh sepuh dan ulama dalam menjaga alam secara lestari, adapun kini banyak perubahan terjadi terutama di area terminal dan sekitarnya karena tuntutan akan perlunya daya tampung lebih besar untuk fasilitas transportasi terutama bus-bus besar antar propinsi yang mengantarkan peziarah ke pamijahan sering datang dan terparkir di kawasan terminal sehingga area pusat kedatangan peziarah ini terus dikembangkan untuk mencukupi kebutuhan tersebut.
Bagi para peziarah yang pernah mengunjungi pamijahan antara 10 atau 20 tahun yang lalu pasti merasakan perbedaan mencolok tentang adanya pembangunan dan pelebaran area terminal sebelum memasuki “Kaca kaca” atau gerbang sebelum memasuki wilayah ziarah.


Asal Usul Nama Pamijahan
Kampung ini dinamakan pamijahan karena tempat tersebut sering dikunjungi banyak orang yang hendak berziarah ke makam Waliyullah Syeh Abdul Muhyi. Seiring dengan bertambahnya kedatangan peziarah yang datang tanpa kenal waktu dan bergantian mengunjungi area tersebut menjadikan keadaan dan suasana setempat seperti layaknya “ikan yang akan bertelur”


Pamijahan berasal dari kata Mijah dalam bahasa sunda yang berarti tempat ikan bertelur, ini mengandung filosofi menarik karena pada kenyataanya ikan yang bertelur dan menetas dapat menghadirkan generasi baru yang diharapkan mampu meneruskan dan mewarisi sifat sifat induk atau leluhurnya guna melanjutkan cita cita pada awal mulanya. Jadi jelas bahwa asal muasal nama dan Sejarah Pamijahan mengandung arti yang baik dan bermakna, sangat berbeda jauh dengan menerjemahkannya secara serampangan dan tanpa ilmu yang menyebutnya sebagai tempat pemujaan, Naudzubillahi mindzalik…

PETA LOKASI 



AIR JAM-JAM


               PINTU MASUK GOA

AIR KEJAYAAN
 


MESJID PAMIJAHAN 
 


MAKAM SYEH ABDUL MUHYI 





Mari do'akan sesepuh kita para penyebar agama islam,semoga mereka semua berada di tempat yang sangat indah di sisi allah swt,dan mudahan-mudahan mereka semua yang ikut mendo'akan dapat berkah dari allah swt.
aminnnnnn....

JAYANTI GROUP Tour Travel & Wisata
Siap menghantar ketempat wisata dengan kepuasan anda

HUB :
Alamat : Jl, Dipatiukur Banjar Kolot Kota Banjar 46311
Tlp.082321017832
BBM .56BADA20
Line . boach04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar